IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH
oleh
M. Rais Ridwan
I.
Identifikasi Permasalahan Filsafat pada Pembelajaran
Matematika Sekolah Menengah
Diberikan permasalahan filsafat pada
pembelajaran matematika sekolah menengah sebagai berikut:
- Pemecahan masalah memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan tipe belajar yang paling kompleks. Olehnya itu, pada pembelajaran pemecahan masalah matematika, guru harus mampu mengembangkan model penilaian yang dapat memberikan informasi dari keseluruhan aspek hasil belajar siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotoriknya, seperti model penilaian autentik, yakni portofolio.
- Metode pembelajaran yang monoton di kelas dengan solusi pembelajaran berbasis e-Learning yang memfasilitasi kesempatan untuk pembelajaran jarak jauh dan mandiri dengan materi ajar yang sifatnya teoretis, konseptual dan prinsip-prinsip dipelajari di luar kelas oleh siswa, sedangkan bagian materi yang bersifat praktis dan prosedural dilangsungkan di kelas, secara interaktif di bawah bimbingan guru.
- Metode pembelajaran yang fokusnya pada guru saja sehingga solusinya dengan menggunakan metode pembelajaran secara individual dimana siswa akan belajar dengan peralatan belajar yang adaptif dengan kemampuannya.
- Proses pembelajaran yang titik beratnya pada modifikasi proses yang direncanakan guru saja sehingga solusinya pengalaman belajar yang berorientasi individual yang mana siswa akan dapat memodifikasi proses belajar mereka dengan alat yang mereka rasa perlu bagi mereka.
- Proses pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam menentukan materi pembelajaran atau kurikulum yang dipertimbangkan dalam mendesain dan memperbarui kurikulum.
- Pembelajaran juga menitik beratkan pada domain tertentu secara efektif, sehingga memberi lebih banyak ruang untuk memperoleh keterampilan yang melibatkan pengetahuan siswa dan interaksi tatap muka dengan melalui kursus atau latihan-latihan.
- Pendekatan atau metode pembelajaran yang beradaptasi dengan pembelajaran berbasis proyek, demikian juga dalam hal bekerja yang menunjukkan bahwa siswa harus belajar bagaimana menerapkan keterampilan mereka dalam jangka pendek ke berbagai situasi.
- Pembelajaran yang juga menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam menginterpretasikan data yang menjadi bagian yang jauh lebih penting dari kurikulum masa depan. Dalam hal ini, Siswa dituntut memiliki kecakapan untuk menerapkan pengetahuan teoretis ke angka-angka, dan menggunakan keterampilan mereka untuk membuat kesimpulan berdasarkan logika dan tren data.
- Pelaksanaan model pembelajaran yang menitikberatkan pada kompetensi kemampuan kreativitas dan pemecahan masalah serta kemampuan berfikir kritis.
- Pendampingan atau pemberian bimbingan kepada peserta didik menjadi sangat penting untuk membangun kemandiran belajar siswa. Pendampingan menjadi dasar bagi keberhasilan siswa, sehingga menuntut guru untuk menjadi fasilitator yang akan membimbing siswa menjalani proses belajar mereka.
- Pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan kemampuan LOTS, akan tetapi pembelajaran yang meningkatkan HOTS dan memberikan penekanan partisipasi aktif siswa juga didesain mulai dari penentuan, tujuan pembelajaran, memperhatikan alur belajar atau learning trajektori tertentu.
- Sebagai kelanjutan dari pembelajaran, assessmen perlu dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan teknik dan prosedur pembelajaran, yakni dengan Assessment for Learning dan Assessment of Learning. Assessment for Learning dilakukan selama proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan perbaikan performance siswa, melakukan diagnosis kesulitan siswa belajar dan mengetahui perkembangan ketercapaian siswa sedangkan Assessment of Learning dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian siswa.
- Penilaian dimana mengukur kemampuan siswa melalui teknik penilaian konvensional seperti tanya jawab akan menjadi tidak relevan lagi atau tidak cukup. Olehnya itu, penilaian harus berubah yang mana pengetahuan faktual siswa dapat dinilai selama proses pembelajaran, dan penerapan pengetahuan dapat diuji saat siswa mengerjakan proyek mereka di lapangan.
- Penilaian yang fokusnya tidak pada keterampilan saja, akan tetapi fokus pada ranah afektif, kognitif, dan psikomotor dengan menggunakan penilaian autentik, yang pelaksanaannya sesuai dengan kondisi dan konteks yang nyata, berbasis nyata yang dilakukan siswa berulang-ulang dan dengan menggunakan proses kognitif yang dilakukan.
- Kemudian, teknik penilaian yang jarang dilakukan adalah teknik penilaian portofolio yang merupakan kumpulan berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh siswa terkait pelajaran tertentu atau kumpulan hasil pekerjaan siswa. Portofolio merupakan teknik dalam asessmen yang mempunyai nilai formatif yang dimiliki siswa.
II. Berdasarkan Identifikasi Permasalahan Filsafat pada
Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah, dipilih 5 judul terkait identifikasi
permasalahan Rencana Penelitian Disertasi
Adapun
identifikasi permasalahan penelitian disertasi diantaranya
- Metode pembelajaran yang monoton di kelas dengan solusi pembelajaran berbasis e-Learning yang memfasilitasi kesempatan untuk pembelajaran jarak jauh dan mandiri dengan materi ajar yang sifatnya teoretis, konseptual dan prinsip-prinsip dipelajari di luar kelas oleh siswa, sedangkan bagian materi yang bersifat praktis dan prosedural dilangsungkan di kelas, secara interaktif di bawah bimbingan guru.
- Metode pembelajaran yang fokusnya pada guru saja sehingga solusinya dengan menggunakan metode pembelajaran secara individual dimana siswa akan belajar dengan peralatan belajar yang adaptif dengan kemampuannya.
- Proses pembelajaran yang titik beratnya pada modifikasi proses yang direncanakan guru saja sehingga solusinya pengalaman belajar yang berorientasi individual yang mana siswa akan dapat memodifikasi proses belajar mereka dengan alat yang mereka rasa perlu bagi mereka.
- Penilaian dimana mengukur kemampuan siswa melalui teknik penilaian konvensional seperti tanya jawab akan menjadi tidak relevan lagi atau tidak cukup. Olehnya itu, penilaian harus berubah yang mana pengetahuan faktual siswa dapat dinilai selama proses pembelajaran, dan penerapan pengetahuan dapat diuji saat siswa mengerjakan proyek mereka di lapangan.
- Penilaian yang fokusnya tidak pada keterampilan saja, akan tetapi fokus pada ranah afektif, kognitif, dan psikomotor dengan menggunakan penilaian autentik, yang pelaksanaannya sesuai dengan kondisi dan konteks yang nyata, berbasis nyata yang dilakukan siswa berulang-ulang dan dengan menggunakan proses kognitif yang dilakukan.
2 komentar:
Sangat bermanfaat
Sangat bermanfaat mas..... Lanjutkan
Posting Komentar